Kamis, 14 Juni 2012

Kisah Sahabat Nabi SAW


Lelaki itu bernama Sa’labah. Sahabat Rasul, tekun beribadah. Settiap waktu shalat berjama’ah. Bersama para sahabat mengharap ridha Allah.
                Kemiskinan kerap menderanya. Kelaparan dan kekurangan sudah adatnya. Secarik kain dipakai bergantian dengan istrinya. Itulah kenapa, ia senantiasa buru-buru tinggalkan masjid seusai salam.
                Terbayang olehnya nikmat kecukupan. Berlama-lama di masjid mentartil Al Quran. Mendalami agama melalui pengajian.
                Dengan impiannya, ia mendatangi rasul. Meminta Rasul berdoa agar harapannya terkabul. Rasul berpikir. Menimbang-nimbang mengenai salah dan betul. Sa’labah terus meminta. Berharap Rasul berpihak padanya. Rasupun berdoa, meminta kecukupan dunia bagi sahabtnya.
                Rasul berikan domba sebagai sarana. Meminta Sa’labah untuk tekun memeliharanya. Sa’labah menuruti titah dan nasihat insan mulia. Demi mimpi dan harapannya akan keberpihakan dunia padanya.
                Domba itu beranak-pinak. Jumlahnya semakin banyak. Kehidupan Sa’labah pun membaik. Namun ternyata ia tak menjadi bijak.
                Waktu ibadahnya berkurang, seiring udahanya yang berkembang. Rezeki yang berlimpah, tak membuat kehidupannya berkah. Ketika utusan Rasul meminta zakat, ia malah tak menujukkan sikap taat. Rasul berkata, “Nikmat Sa’labah telah membawa laknat.”

Source:  “Untung Doaku Tak Terkabul” by Slamet Santoso dalam Buku “Catatan Hati di Setiap Doaku”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar