Kamis, 14 Juni 2012

Fatimah ra, putri utusan Alllah


Sebelum Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-wafat, saat ia tengah meregang sakaratul maut, beliau-sallAllahu' alayhi wa aalihi wasallam-memanggil putri beliau, Sayyidatina Fathimah ra Ini diriwayatkan oleh Sayyidatina 'Aisyah ra Rasulullah-sallAllahu' alayhi wa aalihi wasallam - membisikkan suatu hal ke telinga Sayyidatina Fathimah ra, dan ia pun mulai menangis.

Kemudian, beliau-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-pun membisikkan kembali sesuatu hal ke telinga Sayyidatina Fathimah ra, dan kali ini ia tersenyum dan tertawa gembira. Beberapa saat kemudian, Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-wafat meninggalkan dunia fana ini, dan pergi menuju Kehidupan yang Abadi, di Hadirat Allah Ta'ala.

Sayyidatina 'Aisyah ra bertanya, "Wahai Fathimah, mengapa, ketika ayahandamu berbicara denganmu, engkau menangis di kali pertama, dan kemudian engkau tertawa di kali kedua?"

Sayyidatina Fathimah ra menjawab, "Ayahandaku memberitahu padaku bahwa waktu beliau telah tiba dan ia akan segera meninggalkanku seorang diri di dunia ini." Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-mengatakan hal ini karena di antara seluruh putra-putri beliau, tinggal Fathimah-lah yang masih hidup, semua yang lain telah wafat di masa hidup beliau-sallAllahu' alayhi wa aalihi wasallam-.

Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-bilang pada Fathimah, "Wahai, Fathimah, waktuku telah tiba, dan aku akan meninggalkanmu seorang diri untuk beberapa waktu lamanya."

 Saat Sayyidatina Fathimah ra mendengar berita ini, ia pun mulai menangis. Kemudian Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-berkata, "Setelah kepergianku, engkaulah di antara Ahlil Bait-ku, yang akan pertama kali menyusulku". Dan kemudian ia pun mulai tertawa.

Sekitar enam bulan setelah wafatnya Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-dari dunia fisik ini, Sayyidatina Fathimah ra mulai jatuh sakit. Ia mengidap demam yang berkepanjangan. Demamnya tak pernah berhenti. Sayyidina 'Ali ra sangat khawatir akan kondisi istrinya. Ia mencoba dengan segenap tenaga untuk merawat sang istri, memelihara sang istri, serta memelihara pula putra-putra mereka.Sayyidatina Fathimah ra terbaring sepanjang hari di tempat tidurnya dengan demam yang sangat tinggi.

Suatu hari, Imam 'Ali ra pergi keluar, dan ketika ia tiba kembali di rumah, dilihatnya Sayyidatina Fathimah ra mengenakan pakaian terbaiknya. Ia juga baru mandi dan memakai parfum terbaiknya. Ia bahkan telah memandikan kedua putranya, Sayyidina Hasan ra dan Sayyidina Husain ra, dan mengenakan pada mereka, pakaian terbaru mereka.

Saat Sayyidina 'Ali memasuki rumah, saat itu pula ia terkejut melihat Sayyidatina Fathimah ra; Sayyidina' Ali ra pergi keluar rumah meninggalkan Sayyidatina Fathimah ra dalam kondisi sakit parah, dan tiba-tiba, ia melihat istrinya sudah dalam keadaan berpakaian terbaiknya, menggunakan parfum terbaiknya , dan telah mengenakan pula untuk anak-anak mereka pakaian terbaik mereka, serta membersihkan rumah mereka. Sayyidina 'Ali ra demikian terkejut dan shock melihat perubahan tiba-tiba ini.

Ia pun menangis, dan berkata, "Wahai Fathimah, mohon jangan kau sembunyikan dariku. Hatiku takut." Sayyidatina Fathimah ra berkata, "Hari ini adalah waktuku untuk pergi meninggalkan tempat ini." Saat Sayyidina 'Ali ra mendengar hal ini, ia pun mulai menangis. Demikian pula, saat Sayyidina Hasan ra dan Sayyidina Husein ra mendengar hal ini, mereka pun mulai menangis. Keseluruhan anggota keluarga itu mulai menangis.

Sayyidatina Fathimah ra menaruh kedua tangannya di atas kepala putra-putranya. Sayyidina 'Ali ra menangis, dan mengatakan satu hal, "Wahai Putri Utusan Allah, aku adalah orang yang sangat miskin, dan telah kuberikan padamu suatu kehidupan yang demikian sulit, penuh dengan penderitaan, rasa sakit, dan kesedihan, sedangkan dirimu berhak lebih banyak dari apa pun yang telah kuberikan padamu. Kumohon, maafkanlah diriku. "

Sayyidina 'Ali ra meminta maaf dari istrinya Sayyidatina Fathimah ra; Ia berkata, "Maafkanlah diriku karena aku tak mampu memelihara dan merawat dirimu dengan baik. Dan mohon, di Hari Pembalasan nanti, janganlah kau tuntut diriku di hadapan ayahandamu." Mereka berdua pun menangis.Sayyidatina Fathimah ra tak memiliki rasa kesal apa pun terhadap suaminya.

Keluarga itu pun duduk bersama dan makan kecil bersama. Kemudian saat salat Zuhur pun tiba, dan segera setelah salat Zuhur, Sayyidatina Fathimah ra mengucapkan kalimah Syahadah dan wafat meninggalkan dunia fana ini. Sudah menjadi wasiat agar ia dimakamkan di malam hari agar tak seorang asing pun [yang bukan keluarga] hadir di pemakamannya. Sayyidina 'Ali ra, bersama anggota keluarganya yang lain dan kedua putranya, memakamkan Sayyidatina Fathimah ra di malam hari.Bihurmati habib, Fatihah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar