Kamis, 14 Juni 2012

SEJARAH Azazil: RAJA IBLIS


Cerita tentang kesombongan, tentang takabur, tentang selalu berbangga diri, adalah sebuah kisah yang lebih tua dibanding penciptaan manusia. Ia hadir dan berawal ketika manusia masih dalam perencanaan penciptaan.

 Karena hanya para malaikat makhluk yang diciptakan sebelum manusia, kesombongan sejatinya berhulu dari malaikat. ADALAH Azazil, malaikat yang dikenal penduduk surga karena doanya mudah dikabulkan oleh Allah. Karena selalu dikabulkan oleh Allah, bahkan para malaikat pernah memintanya untuk mendoakan agar mereka tidak tertimpa laknat Allah.

Tersebutlah suatu ketika saat berkeliling di surga, malaikat Israfil mendapati sebuah tulisan  "Seorang hamba Allah yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat dengan sebab menolak perintah Allah." 

Tulisan yang tertera di salah satu pintu surga itu, tak pelak membuat Israfil menangis. Ia takut, itu adalah dirinya. Beberapa malaikat lain juga menangis
dan punya ketakutan yang sama seperti Israfil, setelah mendengar kabar perihal tulisan di pintu surga itu dari Israfil. Mereka lalu sepakat mendatangi Azazil dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Allah. Setelah mendengar penjelasan dari Israfil dan para malaikat yang lain, Azazil lalu memanjatkan doa.

"Ya Allah. Janganlah Engkau murka atas mereka."

Pada langit lapis pertama, ia berjuluk Aabid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah pada langit lapis pertama
Di langit lapis kedua, julukan pada Azazil adalah Raki atau ahli ruku kepada Allah,
Di langit lapis ke tiga, ia berjuluk Saajid atau anggota sujud,
Di langit ke empat ia dijuluki Khaasyi karena selalu merendah dan takluk kepada Allah,


Di langit lapis kelima menyebut Azazil sebagai Qaanit Karena ketaatannya kepada Allah,
Di langit keenam Gelar Mujtahid, karena ia bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah.
Pada langit ketujuh, ia dipanggil Zaahid, karena sederhana dalam menggunakan sarana hidup.

Selama 120 ribu tahun, Azazil, si penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, hingga tibalah ketika para malaikat melakukan musyawarah besar atas undangan Allah. 

Ketika itu, Allah, Dzat pemilik kemutlakan dan semua niat, mengutarakan maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi.

"Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi." 
begitulah firman Allah. (QS. Al Baqarah: 30)
"Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau." (QS. Al Baqarah: 30)


Allah menjawab kekhawatiran para malaikat dan meyakinkan bahwa,

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah: 30)

Allah lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada para malaikat, Allah memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam, yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas mereka.

 Lalu Allah menyuruh semua malaikat agar bersujud kepada Adam, sebagai wujud kepatuhan dan pengakuan atas kebesaran Allah. Seluruh malaikat pun bersujud, kecuali Azazil.

Sebagai penghulu para malaikat dengan semua gelar dan sebutan kemuliaan, Azazil merasa tak pantas bersujud pada makhluk lain termasuk Adam karena merasa penciptaan dan statusnya yang lebih baik.Allah melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya sembari memberi gelar baru baginya Iblis.

 "Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud?
kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri (takabur) ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi? " 

Mendengar pernyataan Allah, bukan permintaan ampun yang keluar dari Azazil, sebaliknya ia malah menantang dan berkata,


"Ya Allah, aku (memang) lebih baik dibandingkan Adam. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah." 


Mendengar jawaban Azazil yang sombong, Allah berfirman.

"Keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang diusir".

Azazil alias Iblis, sejak itu tak lagi berhak menghuni surga. Kesombongan dirinya, yang merasa lebih baik, lebih mulia dan sebagainya dibanding makhluk lain telah menyebabkannya menjadi penentang Allah yang paling nyata. Padahal Allah sungguh tak menyukai orang-orang yang sombong.

Bibit kesombongan dari Azazil sejatinya sudah bersemai sejak Israfil dan para malaikat mendatanginya agar mendoakan mereka kepada Allah. Waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata,

"Ya Allah! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintah-Mu, sungguh aku ikut mengutuknya."

Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata "hamba" yang tertera pada tulisan di pintu surga, bisa menimpa kepada siapa saja, termasuk dirinya.
Lalu, demi mendengar ketetapan Allah, Iblis bertambah nekat seraya meminta kepada Allah agar diberi dispensasi. Katanya, 

"Ya Allah, beri tangguhlah aku sampai mereka ditangguhkan."

Allah bermurah hati, dan Iblis mendapat apa yang dia minta yaitu masa hidup panjang selama manusia masih hidup di permukaan bumi sebagai khalifah. 

Dasar Iblis, Allah yang maha pemurah, masih juga ditawar. Ia lantas bersumpah akan menyesatkan Adam dan anak cucunya, seluruhnya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka.

"Maka kata Allah," Yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan.Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis dari golongan kamu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya. "

Hmmm ... malaikat yang paling mulia saja bisa terjerumus kedalam kesombongan, apalgi kami ya ALLAH ... bersihkan lah hati kami ya ALLAH dari segala macam penyakit hati, jadikan lah kami sebagai orang2 yang sabar dan ikhlas .. aaaminnnn

ETIKA BISNIS AGAR HALAL DAN MENDAPAT BERKAH


4 kriteria agar usaha kita tidak merugi alias menguntungkan:

1. Beriman, ini kaitannya dengan Hablumminallah. Bisnis, akan senantiasa dikaruniai keuntungan dan keberkahan selama pelakunya tetap beriman kepada Allah. Keuntungan tersebut bukan semata-mata diukur dari nominalnya uang, tapi juga keberkahan dari rejeki tersebut.

2. Beramal sholeh, terkait dengan hablumminannas. Berbuat baik selama menjalankan usaha, tidak berat menolong mereka yang dalam kesulitan, katakanlah masalah permodalan, perizinan, relasi. Insya Allah, amal tersebut akan dibalas dengan keuntungan yang berlipat ganda.

3. Saling mengingatkan dalam kebenaran, terkait juga dengan habluminannas.

Dalam berbisnis, kejujuran merupakan salah satu aspek yang sangat berharga. Kejujuran dapat mempererat relasi dengan mitra bisnis kita, sehingga wajar apabila ia dikatakan sebagai mata uang yang berlaku dimana-mana. Sebagai pengusaha yang islami, kita perlu untuk saling mengingatkan sesama kita, agar selalu menjalankan usaha dalam koridor islam, misalnya menghindari praktek penyuapan, penyelundupan, penipuan, mengurangi timbangan, korupsi dan sebagainya. Senantiasa di jalan kebenaran, jalan yang diridhoi Allah, maka Allah akan menambah rezeki dan nikmat-Nya kepada kita.

4. Saling mengingatkan tentang sabar, juga terkait dengan habluminannas.

Menjalankan usaha tidak terlepas dari masa cerah dan masa suram. Saat masa suram, misalnya penjualan menurun, perdagangan sepi, atau saat ditimpa musibah seperti ditipu mitra bisnis, maka tugas kita adalah untuk saling mengingatkan agar bersabar.

Semua kendala, hambatan dan masalah itu bisa diambil hikmahnya. Insya Allah dengan mengingatkan dalam kesabaran ini, akan terbuka pintu rezeki lain, menemukan celah pasar yang baru misalnya dengan menggeser paradigma (paradigma shifting), atau merubah positioning, segmentation dan differentiation produk kita

semoga bermanfaat

Prasangka baik yuu


Bismillah ..

Diperut mobil listrik dalam perjalanan Depok-Jakarta, siang itu sekitar 13.30 wib. Muncul sekelompok pengamen cilik dengan segala atributnya. Sembari mengucap salam, dentam musik mereka membangunkan sebagian besar penumpang yang sedang asyik tertidur. Lalu mengalirlah lagu-lagu lawas bernada gembira. Serasa membawa nuansa angin segar pada siang yang cukup suntuk, gerah, dan menyebalkan.

"Oo ... Carol .."
"Ayem, So In lop wit yu ..!"

Gitar, botol Galon Aqua kosong, kecrekkan, dan lengkingan suara bocah 9 tahun-nan itu terdengar riang. Dengan bahasa inggris yang belepotan, mereka terlihat begitu percaya diri. Tanpa sadar menarik senyum dan hentakkan kaki sebagian penumpang KRL yang ada.

Seakan-akan tanpa lelah, bocah-bocah itu membawakan 4 sampai 5 lagu. Sampai pada bait terakhir nyaris usai, seorang Mahasiswa yang sejak awal begitu menikmati sajian mereka berteriak, "Lagi-Lagi!!"
Ditimpali teriakan teman-temannya yang berkata
"We want more! We want more! ".

Sedikit gambaran tentang kehidupan dikota Jakarta yang sepertinya tidak pernah tertidur.

***
saudaraku ..
Terkadang hidup ini begitu terasa teramat berat. Jam kerja yang padat, kepenatan yang menumpuk, amanah yang nggak selesai-selesai, dan berbagai problematika kehidupan yang lain. Seolah hidup ini terasa begitu tertekan.

Tapi lihatlah wajah anak-anak pengamen tadi, mereka begitu gembira, dan mereka tetap terus menghibur meskipun berbagai problematika hinggap dalam benaknya.

Mereka bernyanyi, dan itu mereka lakukan demi beberapa uang recehan untuk mempertahankan hidupnya. Mungkin untuk makan, mungkin untuk bayar sekolah, atau mungkin untuk setoran kepada 'atasan'nya. Dan semuanya harus mereka lakukan tanpa keluhan, apalagi duka.

Nah sekarang marilah kita tengok diri kita ..
Kita yang mungkin telah bekerja dengan sangat nyaman diruangan ber-AC, dan paling tidak sudah berpenghasilan tetap setiap bulannya, serta masih banyak kelebihan-kelebihan lainnya yang sudah kita dapatkan.
.. Terkadang masih juga mengeluh dan meratap.
"Gaji kecil apanya yang cukup!"

atau,
"Makanan itu-itu aja gimana mau gemuk!"

atau,

"SDM sedikit gimana mau berda'wah"

dan berjuta keluhan lainnya yang secara tidak sadar keluar mengalir dari mulut kita.

Padahal ..
Kalau Saudaraku mau membandingkan kehidupan kita dengan pengamen-pengamen cilik tadi, kita ini jauh lebih beruntung.

Lembaran-lembaran Rupiah atau bahkan dollar yang kita terima setiap bulannya, anak istri yang juga ikut menemani, Objek da'wah yang siap mengalirkan pahala kepada kita, dan berjuta kenikmatan lainnya yang mungkin justru kita anggap beban.

Pada risalah kali ini bukanlah Syukur yang mau kita renungkan. Tapi dalam risalah ini, saya ingin menekankan bahwa imajinasi kita-lah penentu segala hal yang kita terima.

Mungkin ..
Ketika gaji lebih kecil dari yang kita terima, kita bisa mempersepsikannya sebagai rezeki dari Allah yang memang seharusnya kita terima.

Atau ketika banyaknya amanah yang dibebankan kepada kita, kita persepsikan sebagai kesempatan besar untuk meraih berjuta pahala.

Atau ketika orang lain menolak da'wah yang kita buat, kita persepsikan sebagai tarbiyah dari Allah Subhanahu wa ta'ala untuk meraih pahala yang tentunya lebih besar.

Mungkin saat kita selalu mengikuti cara hidup Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam yang selalu berprasangka baik kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, kita tidak akan pernah mengenal apa itu keluhan ..

Sepenggal Kisah Tentang Orang yang beriman dan selalu menepati ucapannya


Suatu hari, pada masa pemerintahan Khalifah Umar, ketika Umar sedang duduk-duduk dengan para sahabatnya, tiga pemuda bangsawan yang tampan memasuki majelisnya. Dua orang di antaranya berkata, "Kami berdua bersaudara. Ketika ayah kami sedang bekerja di ladangnya, dia dibunuh oleh pemuda ini, yang sekarang kami bawa kepada tuan untuk diadili. Hukumlah dia sesuai dengan Kitabullah."


Khakifah 'Umar menatap orang yang ketiga dan memintanya untuk berbicara.
"Meskipun di sana tidak ada saksi sama sekali, Allah, Yang selalu Hadir, mengetahui bahwa mereka berdua berkata yang sebenr-benarnya," kata si tertuduh itu.

"Aku sangat menyesal ayah mereka terbunuh di tanganku. Aku orang dusun. Aku tiba di Madinah tadi pagi untuk berziarah ke makam Rasullulah saw. Di pinggir kota, aku turun dari kudaku untuk menyucikan diri dan berwudhu. Kudaku mulai memakan ranting-ranting pohon kurma yang bergelantungan melewati tembok. Segera setelah aku melihatnya, aku menarik kuda menjahui ranting-ranting tersebut. Pada saat itu juga, seorang laki-laki tua yang sedang marah mendekatiku dengan membawa sebuah batu yang besar. Dia melemparkan batu itu ke kepala kudaku, dan kudaku langsung mati.


Karena itu aku sangat menyayangi kuda itu, aku kehilangan kendali diri. Aku mengambil batu itu dan melemparkannya kembali ke orang tersebut. Dia roboh dan meninggal. Jika aku ingin melarikan diri, aku dapat saja melakukannya, tetapi kemana? Jika aku tidak mendapatkan hukuman di sini, di dunia ini, aku pasti akan mendapatkan hukuman yang abadi di akhirat nanti. Aku tidak bermaksud membunuh orang itu, tetapi kenyataannya dia mati di tanganku. Sekarang tuanlah yang berhak mengadili aku. "


Khalifah berkata, "Engkau telah melakukan bunuh. Menurut hukum Islam, engkau harus menerima hukuman yang setimpal dengan apa yang telah engkau lakukan."

Meskipun pernyataan itu berati satu pengumuman kematian, pemuda itu tetap bersabar; dan dengan tenang dia berkata, "Kalau begitu, laksanakanlah. Namun, aku menanggung satu tanggung jawab untuk menyimpan harta kekayaan anak yatim yang harus aku serahkan kepadanya bila ia telah cukup umur. Aku menyimpan harta tersebut di dalam tanah agar aman. Tak ada seorangpun yang tahu letaknya kecuali aku. Sekarang aku harus menggalinya dan menyerahkan harta tersebut kepada pengawasan orang lain. Kalau tidak, anak yatim itu akan kehikangan haknya. Beri aku tiga hari untuk pergi ke desaku dan menyelesaikan masalah ini. "


Umar menjawab, "Permintaanmu tidak dapat dipenuhi kecuali ada orang lain yang bersedia menggatikanmu dan menjadi jaminan untuk nyawamu."

"Wahai Amirul Mukminin," kata pemuda tersebut, "Aku dapat melarikan diri sebelumnya jika aku mau. Hatiku sarat dengan rasa takut kepada Allah; yakinlah bahwa aku akan kembali."

Khalifah menolak permintaan itu atas dasar hukum. Pemuda itu memandang kepada para pengkut Rasullulah saw, yang mulia yang berkerumun di sekeliling khalifah. Dengan memilih secara acak, ia menunjuk Abu Dzar Al-Ghifari dan berkata, "Orang ini akan menjadi jaminan bagiku." Abu Dzar adalah salah satu Saeorang sahabat Rasulullah saw, yang paling dicintai dan disegani.


Tanpa keraguan sedikit pun, Abu Dzar setuju untuk menggantikan pemuda itu.Si tertuduh pun dibebaskan untuk sementara waktu. Pada hari ketiga, kedua penggugat itu kembali ke sidang khalifah.Abu Dzar ada di sana, tetapi tertuduh itu tidak ada.

Kedua penuduh itu berkata: "Wahai Abu Dzar, Anda siap menjadi jaminan bagi seseorang yang tidak Anda kenal. Seandainya dia tidak kembali, kami tidal akan pergi tanpa menerima pengganti darah ayah kami."

Khalifah berkata: "Sungguh, bila pemuda itu tidak kembali, kita harus melaksanakan hukuman itu kepada Abu Dzar." Mendengar kata-kata tersebut, setiap orang yang hadir di sana mulai menangis, karena Abu Dzar, orang yang berakhlak sempurna dan bertingkah laku sangat terpuji, merupakan cahaya dan inpirasi bagi semua penduduk Madinah.

Ketika hari ketiga itu mulai berakhir, kegemparan, kesedihan dan kekaguman orang-orang mencapai puncaknya. Tiba-tiba pemuda itu muncul. Dia datang dengan berlari dan dalam kondisi penat, berdebu dan berkeringat. "Aku mohon maaf karena telah membuat Anda khawatir," dia berkata terengah-engah, "Maafkan aku karena baru tiba pada menit terakhir. Terlalu banyak yang harus aku kerjakan. Padang pasir sangatlah panas dan perjalanan ini teramat panjang. Sekarang aku telah siap, laksanakanlah hukumanku. "

Kemudian dia berpaling kepada kerumunan massa dan berkata, "Orang yang beriman selalu menepati ucapannya. Orang yang tidak dapat menepati kata-katanya sendiri adalah orang munafik. Siapakah yang dapat melarikan diri dari kematian, yang pasti akan datang cepat atau lambat? Apakah saudara-saudara berpikir bahwa aku akan menghilang dan membuat orang-orang berkata, "Orang-orang Islam tidak lagi memenuhi ucapannya sendiri?"

Kerumunan massa itu kemudian berpaling kepada Abu Dzr dan bertanya apakah ia sudah mengetahui sifat yang terpuji dari pemuda tersebut. Abu Dzar menjawab, "Tidak, sama sekali. Tetapi, saya tidak merasa mampu untuk menolaknya ketika dia memilih saya, karena hal itu sesuai dengan dasar-dasar kemuliaan. Haruskah saya menjadi orang yang membuat rakyat berkata bahwa tak ada lagi perasaan haru dan kasih sayang yang tersisa dalam Islam? "

Hati dan perasaan kedua penuduh itu tersentuh dan bergetar. Mereka lalu menarik tuduhannya, seraya berkata, "Apakah kami harus menjadi orang yang membuat rakyat berkata bahwa tiada lagi rasa belas kasihan di dalam Islam?"

Fatimah ra, putri utusan Alllah


Sebelum Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-wafat, saat ia tengah meregang sakaratul maut, beliau-sallAllahu' alayhi wa aalihi wasallam-memanggil putri beliau, Sayyidatina Fathimah ra Ini diriwayatkan oleh Sayyidatina 'Aisyah ra Rasulullah-sallAllahu' alayhi wa aalihi wasallam - membisikkan suatu hal ke telinga Sayyidatina Fathimah ra, dan ia pun mulai menangis.

Kemudian, beliau-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-pun membisikkan kembali sesuatu hal ke telinga Sayyidatina Fathimah ra, dan kali ini ia tersenyum dan tertawa gembira. Beberapa saat kemudian, Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-wafat meninggalkan dunia fana ini, dan pergi menuju Kehidupan yang Abadi, di Hadirat Allah Ta'ala.

Sayyidatina 'Aisyah ra bertanya, "Wahai Fathimah, mengapa, ketika ayahandamu berbicara denganmu, engkau menangis di kali pertama, dan kemudian engkau tertawa di kali kedua?"

Sayyidatina Fathimah ra menjawab, "Ayahandaku memberitahu padaku bahwa waktu beliau telah tiba dan ia akan segera meninggalkanku seorang diri di dunia ini." Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-mengatakan hal ini karena di antara seluruh putra-putri beliau, tinggal Fathimah-lah yang masih hidup, semua yang lain telah wafat di masa hidup beliau-sallAllahu' alayhi wa aalihi wasallam-.

Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-bilang pada Fathimah, "Wahai, Fathimah, waktuku telah tiba, dan aku akan meninggalkanmu seorang diri untuk beberapa waktu lamanya."

 Saat Sayyidatina Fathimah ra mendengar berita ini, ia pun mulai menangis. Kemudian Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-berkata, "Setelah kepergianku, engkaulah di antara Ahlil Bait-ku, yang akan pertama kali menyusulku". Dan kemudian ia pun mulai tertawa.

Sekitar enam bulan setelah wafatnya Rasulullah-sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam-dari dunia fisik ini, Sayyidatina Fathimah ra mulai jatuh sakit. Ia mengidap demam yang berkepanjangan. Demamnya tak pernah berhenti. Sayyidina 'Ali ra sangat khawatir akan kondisi istrinya. Ia mencoba dengan segenap tenaga untuk merawat sang istri, memelihara sang istri, serta memelihara pula putra-putra mereka.Sayyidatina Fathimah ra terbaring sepanjang hari di tempat tidurnya dengan demam yang sangat tinggi.

Suatu hari, Imam 'Ali ra pergi keluar, dan ketika ia tiba kembali di rumah, dilihatnya Sayyidatina Fathimah ra mengenakan pakaian terbaiknya. Ia juga baru mandi dan memakai parfum terbaiknya. Ia bahkan telah memandikan kedua putranya, Sayyidina Hasan ra dan Sayyidina Husain ra, dan mengenakan pada mereka, pakaian terbaru mereka.

Saat Sayyidina 'Ali memasuki rumah, saat itu pula ia terkejut melihat Sayyidatina Fathimah ra; Sayyidina' Ali ra pergi keluar rumah meninggalkan Sayyidatina Fathimah ra dalam kondisi sakit parah, dan tiba-tiba, ia melihat istrinya sudah dalam keadaan berpakaian terbaiknya, menggunakan parfum terbaiknya , dan telah mengenakan pula untuk anak-anak mereka pakaian terbaik mereka, serta membersihkan rumah mereka. Sayyidina 'Ali ra demikian terkejut dan shock melihat perubahan tiba-tiba ini.

Ia pun menangis, dan berkata, "Wahai Fathimah, mohon jangan kau sembunyikan dariku. Hatiku takut." Sayyidatina Fathimah ra berkata, "Hari ini adalah waktuku untuk pergi meninggalkan tempat ini." Saat Sayyidina 'Ali ra mendengar hal ini, ia pun mulai menangis. Demikian pula, saat Sayyidina Hasan ra dan Sayyidina Husein ra mendengar hal ini, mereka pun mulai menangis. Keseluruhan anggota keluarga itu mulai menangis.

Sayyidatina Fathimah ra menaruh kedua tangannya di atas kepala putra-putranya. Sayyidina 'Ali ra menangis, dan mengatakan satu hal, "Wahai Putri Utusan Allah, aku adalah orang yang sangat miskin, dan telah kuberikan padamu suatu kehidupan yang demikian sulit, penuh dengan penderitaan, rasa sakit, dan kesedihan, sedangkan dirimu berhak lebih banyak dari apa pun yang telah kuberikan padamu. Kumohon, maafkanlah diriku. "

Sayyidina 'Ali ra meminta maaf dari istrinya Sayyidatina Fathimah ra; Ia berkata, "Maafkanlah diriku karena aku tak mampu memelihara dan merawat dirimu dengan baik. Dan mohon, di Hari Pembalasan nanti, janganlah kau tuntut diriku di hadapan ayahandamu." Mereka berdua pun menangis.Sayyidatina Fathimah ra tak memiliki rasa kesal apa pun terhadap suaminya.

Keluarga itu pun duduk bersama dan makan kecil bersama. Kemudian saat salat Zuhur pun tiba, dan segera setelah salat Zuhur, Sayyidatina Fathimah ra mengucapkan kalimah Syahadah dan wafat meninggalkan dunia fana ini. Sudah menjadi wasiat agar ia dimakamkan di malam hari agar tak seorang asing pun [yang bukan keluarga] hadir di pemakamannya. Sayyidina 'Ali ra, bersama anggota keluarganya yang lain dan kedua putranya, memakamkan Sayyidatina Fathimah ra di malam hari.Bihurmati habib, Fatihah.

Hikmah Diam pada Saat yang Tepat


Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki miskin yang mencari nafkahnya hanya dengan mengumpulkan kayu bakar lalu menjualnya di pasar. Hasil yang ia dapatkan hanya cukup untuk makan. Bahkan, kadang-kadang tak mencukupi kebutuhannya. Tetapi, ia terkenal sebagai orang yang sabar.

Pada suatu hari, seperti biasanya dia pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar. Setelah cukup lama dia berhasil mengumpulkan sepikul besar kayu bakar. Ia lalu memikulnya di pundaknya sambil berjalan menuju pasar. Setibanya di pasar ternyata orang-orang sangat ramai dan agak berdesakan.Karena khawatir orang-orang akan terkena ujung kayu yang agak runcing, ia lalu berteriak, "Minggir ... minggir! Kayu bakar mau lewat!."

Orang-orang pada minggir memberinya jalan dan agar mereka tidak terkena ujung kayu. Sementara, ia terus berteriak mengingatkan orang.

Tiba-tiba lewat seorang bangsawan kaya raya di hadapannya tanpa mempedulikan peringatannya.Kontan saja ia kaget sehingga tak sempat menghindarinya. Akibatnya, ujung kayu bakarnya itu tersangkut di baju bangsawan itu dan merobeknya. Bangsawan itu langsung marah-marah kepadanya, dan tak menghiraukan kondisi si penjual kayu bakar itu. Tak puas dengan itu, ia kemudian menarik pria itu ke depan hakim. Ia ingin menuntut ganti rugi atas kerusakan bajunya.

Sesampainya di depan hakim, orang kaya itu lalu menceritakan kejadiannya dan maksud kedatangannya menghadap dengan si pria itu. Hakim itu lalu berkata, "Mungkin ia tidak sengaja."Bangsawan itu membantah. Sementara si lelaki itu diam saja seribu bahasa.

Setelah mengajukan beberapa kemungkinan yang selalu dibantah oleh bangsawan itu, akhirnya hakim mengajukan pertanyaan kepada lelaki tukang kayu bakar itu. Namun, setiap kali hakim itu bertanya, ia tak menjawab sama sekali, ia tetap diam. Setelah beberapa pertanyaan yang tak dijawab berlalu, sang hakim akhirnya berkata pada bangsawan itu, "Mungkin orang ini bisu, sehingga dia tidak bisa memperingatkanmu ketika di pasar tadi."

Bangsawan itu agak geram mendengar kata hakim itu. Ia lalu berkata, "Tidak mungkin! Ia tidak bisu wahai hakim. Aku mendengarnya berteriak di pasar tadi. Tidak mungkin sekarang ia bisu!" dengan nada sedikit emosi. "Pokoknya saya tetap minta ganti," lanjutnya.

Dengan tenang sambil tersenyum, sang hakim berkata, "Kalau engkau mendengar teriakannya, mengapa engkau tidak minggir?" Jika ia sudah memperingatkan, berarti ia tidak bersalah. Anda yang kurang memperdulikan peringatannya. "
Mendengar keputusan hakim itu, bangsawan itu hanya bisa diam dan bingung. Ia baru menyadari ucapannya ternyata menjadi bumerang baginya.

Akhirnya ia pun pergi. Dan, pria tukang kayu bakar itu pun pergi. Ia selamat dari tuduhan dan tuntutan bangsawan itu dengan hanya diam.

Bahagianya Orang Ikhlas


sumber: Republika Online

  Berpikirlah terus, bagaimana caranya agar amal kita diterima Allah. Tidak usah mengharap balas jasa, pujian, atau keuntungan sesaat.

  "Ketahuilah, hari ini adalah hari Allah. Tidak bisa ada kesombongan dan sikap melampaui batas. Ikhlaskan niat kalian untuk berjihad dan carilah ridha Allah dengan amal kalian". Inilah yang disampaikan Khalid bin Walid di hadapan komandan pasukannya menjelang Perang Yarmuk.

  Tak lama kemudian, datanglah utusan Khalifah membawa sepucuk surat untuk Khalid bin Walid."Pedang Allah" ini segera membacanya. Di dalamnya tercantum beberapa hal, termasuk berita wafatnya Khalifah Abu Bakar dan beralihnya kendali kekhalifahan ke tangan Umar bin Khathab. Yang terpenting, Khalifah Umar mencopot jabatan panglima perang yang disandang Khalid bin Walid, dan mengangkat Abu Ubaidah binJarrah sebagai penggantinya.

  Bagaimana sikap Khalid? Ia menerima pemberhentian tersebut dengan sikap ksatria. Tidak sedikit pun kekecewaan dan emosi terpancar dari wajahnya. "Aku tidak berperang untuk Umar. Aku berperang untuk Tuhannya Umar," demikian ungkapnya.

  Ia segera mendatangi Abu Ubaidah bin Jarrah untuk menyerahkan kendali kepemimpinan. Setelah itu ia berperang habis-habisan di bawah komando mantan anak buahnya tersebut. Padahal, masa itu adalah masa keemasan Khalid bin Walid.

  Saudaraku, betapa bahagianya Khalid bin Walid. Lihatlah, betapa mudahnya ia menyerahkan jabatan kepada anak buahnya, lalu berperang habis-habisan sebagai seorang prajurit. Orientasi perjuangannya adalah Allah, bukan jabatan, ketenaran dan kepuasan nafsunya.

  Kita harus mulai mengevaluasi diri. Bisa jadi kita sibuk beramal, namun tidak sibuk menata niat.Sehingga amal-amal yang kita lakukan tidak ada nilainya di hadapan Allah. Seorang ibu mengandung selama sembilan bulan, ia tidak mendapatkan apa-apa selain rasa sakit, bila kehamilannya itu disikapi dengan keluhan. Demikian pula seorang bapak yang siang malam bekerja, ia tidak mendapatkan apa-apa selain rasa lelah, bila tidak karena Allah. Karena itu, jangan hanya sibuk beramal, tapi sibukkan pula dengan meluruskan niat.

  Bagaimana agar kita bisa ikhlas? Tekniknya sederhana. Pusatkan pikiran dan amal hanya untuk Allah.Berpikirlah, bagaimana agar amal kita diterima Allah. Titik. Tidak usah mengharap balas jasa, pujian, atau keuntungan sesaat. Lakukan yang terbaik, sampaikan dengan cara terbaik, berikan yang terbaik, dan dengan hati terbaik.

  Saudaraku, orang ikhlas itu pasti bahagia dalam hidupnya. Sebab, Allah SWT akan menganugerahkan enam fitur (prioritas) dalam hidupnya.

  [1] Jarang kecewa terhadap dunia. Orang ikhlas tidak mengharapkan apapun dan dari siapapun.kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari mempersembahkan. Sebaliknya, orang yang tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam hidup, karena banyak berharap dari makhluk.

  [2] Tidak pusing dengan penghargaan. Baginya orang ikhlas dipuji atau dicaci sama saja, asalkan apa yang ia lakukan benar caranya dan lurus niatnya.

  [3] Tidak membeda-bedakan amal besar dan amal kecil. Orang ikhlas tidak sibuk melihat besar kecilnya amal. Ia hanya sibuk dengan apa yang disukai Allah. Tidak ada yang kecil di hadapan Allah. Yang kecil hanyalah amal yang tidak ikhlas.

  [4] Nikmat berbuat amal. Kebahagiaannya bukan dari mendapatkan pujian, namun dari optimalnya amal. Karena itu, orang ikhlas akan tangguh dan istikamah dalam ibadah.

  [5] Tidak menonjolkan "bendera". Orang ikhlas tidak berjuang untuk satu kelompok tertentu. Ia berjuang hanya untuk Islam. Kelompok / bendera hanyalah sarana / alat untuk mencapai tujuan.


  [6] Tidak ditipu setan. Allah SWT mengabadikan ucapan Iblis dalam Alquran. "_pasti Aku akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas" (QS Al Hijr [15]: 39-40). Wallaahu a'lam.
(KH Abdullah Gymnastiar)

Aku bertanya cuma 3 kali ... tapi kau membentakku 2 kali


Seorang Ibu terduduk di kursi rodanya suatu sore di tepi danau, ditemani Anaknya yang sudah mapan dan berkeluarga.

Si ibu bertanya "itu burung apa yg berdiri disana??"
"Bangau mama" anaknya menjawab dengan sopan.

Tak lama kemudian si mama bertanya lagi ..
"Itu yang warna putih burung apa?"
sdikit kesal anaknya menjawab "ya bangau mama?"

Kemudian ibunya kembali bertanya
"Lantas itu burung apa?"
Ibunya menunjuk burung bangau tadi yg sedang terbang

Dengan nada kesal si anak menjawab "ya bangau mama. Kan sama saja! .. Emanknya mama gak liat dia terbang!"

Air menetes dari sudut mata si mama sambil berkata pelan ..
"Dulu 35 tahun yang lalu aku memangku mu dan menjawab pertanyaan yg sama untuk mu sebanyak 10 kali, .. sedang saat ini aku hanya bertanya 3 kali, tp kau membentak ku 2 kali .."

Si anak terdiam ... dan memeluk mamanya.Pernahkah kita memikirkan apa
yg telah diajarkan oleh seorang mama kepada kita? Sayangilah Mama / Ibu-mu dgn sungguh2 krn sorga di telapak kaki Ibu.

Mohon ampunan jika km pernah menyakiti hati Ibumu.

7 Keajaiban Dunia yg tidak pernah dipublikasikan Media Part I


Diantara keajaiban Dunia yang sering disebutkan oleh kebanyakan Manusia saat ini adalah; Menara Pisa, Tembok Cina, Candi Borobudur, Taaj Mahal, Ka'bah, Menara Eiffel, & Piramida di Mesir. inilah keajaiban dunia yg kita tahu dan sering kita dengar.


Namun sebenarnya semua yang disebutkan diatas belumlah terlalu ajaib, karena di sana masih ada tujuh keajaiban dunia yang lebih ajaib lagi.keajaiban apakah itu?

Memang tujuh keajaiban yang akan saya tampilkan kehadapan anda sekalian belum pernah ditayangkan di Televisi, tidak pernah disiarkan di Radio atau bahkan belum pernah dimuat di media cetak.

Namun ke-Tujuh keajaiban dunia itu adalah sesuatu yang telah Allah Ta'ala jelaskan kepada mereka yang mau berpikir. Dan diantaranya adalah:


1) Hewan Berbicara di Akhir Zaman


Maha suci Allah yang telah membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan yang Ia kehendaki.Termasuk dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika terjadi hari kiamat akan muncul hewan melata yg berbicara kepada manusia sebagaimana yg tercantum dlm Al-Qur'an Surah An-Naml: 82. Allah Ta'ala berfirman:

"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yg akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami".


Abul Fida 'Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy berkomentar tentang ayat di atas. "Hewan ini akan keluar diakhir zaman ketika rusaknya manusia, yaitu ketika (manusia) mulai meninggalkan perintah-perintah Allah, dan ketika mereka telah mengganti agama Allah.


Maka Allah mengeluarkan kehadapan mereka hewan bumi. Konon kabarnya, dari Makkah atau yang lainnya, sebagaimana akan datang perinciannya. Hewan ini akan berbicara dg manusia tentang hal itu ".

[Silahkan Agan periksa dalam Tafsir Ibnu Katsir 3/498]

Hewan aneh yg berbicara ini akan keluar di akhir zaman sebagai tanda akan datangnya kiamat dalam waktu yg dekat. Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,


"Sesungguhnya tdk akan tegak hari kiamat, sehingga kalian akan melihat sebelumnya 10 tanda-tanda kiamat: Gempa di Timur, gempa di Barat, gempa di Jazirah Arab, Asap, Dajjal, hewan bumi (yg bisa berbicara), Ya'juj & Ma ' juj, terbitnya matahari dari arah barat, dan api yang keluar dari jurang Adn yg akan menggiring manusia ". [HR. Muslim dalam Shahih-nya (2901), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4311), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2183), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4041)]


2) Pohon Kurma yang Menangis

Ibnu Umar radhiyallahu `anhu berkata,

[HR.Bukhari dalam Shahih-nya (876)]

Adanya pohon kurma yg menangis ini terjadi di zaman Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam.
"Dahulu Nabi Shallallahu` alaihi wa sallam berkhutbah pada sebatang kurma. Tatkala ia telah membuat mimbar, maka beliau berpindah ke mimbar itu. Batang kurma itu pun merintih. Maka Nabi Shallallahu `alaihi wasallam mendatanginya sambil mengeluskan tangannya pada batang kurma tersebut (untuk menenangkannya) ". [HR.Bukhari dalam Shahih-nya (3390) & At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (505)

3) Untaian Salam sebongkah Batu

Mungkin jika diantara Kita pernah menemukan seekor burung yang pandai mengucapkan salam.

Dari Jabir bin Samurah dia berkata, Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam bersabda," Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus, sesungguhnya aku mengetahuinya sekarang ".

4) Pengaduan Seekor Unta


Lalu beliau masuk kedalam kebun laki-laki Anshar & tiba tiba ada seekor onta. Tatkala Nabi Shallallahu `alaihi wasallam melihatnya, maka onta itu merintih dan bercucuran air matanya.

Saudaraku ketahuilah, bahwa pernah ada seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam untuk mengungkapkan perasaannya. Manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan.Dari perasaan itu timbullah rasa cinta & kasih sayang di antara mereka. Akan tetapi ketahuilah, bukan hanya manusia saja yang memiliki perasaan, bahkan hewan pun memilikinya. Oleh karena itu sangat disesalkan jika ada manusia yang tidak memiliki perasaan yang membuat dirinya lebih rendah dari hewan.

"Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam binatang ini, yang telah dijadikan sebagai milikmu oleh Allah, karena ia (binatang ini) telah mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya letih dan lapar".


[HR.Abu Dawud dalam As-Sunan (1/400), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak

terhubung yahhh ... ^ ^

Bagaimana Al-Qur'an menjawab pertanyaan Manusia

Manusia Bertanya: Kenapa aku diuji? Qur'an Menjawab: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Lihat QS.Al-Ankabuut: 2).   "Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta". (Lihat juga QS.Al-Ankabuut: 3)   Manusia Bertanya: Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik? Qur'an Menjawab: "... Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". (Lihat QS.Al-Baqarah: 216)   Manusia Bertanya: Kenapa aku diberi ujian seberat ini? Qur'an Menjawab: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya .........." (Lihat QS.Al-Baqarah: 286)   Manusia Bertanya: Bolehkah aku frustrasi dan putus asa? Qur'an Menjawab: "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman". (Lihat QS.Ali Imraan: 139)   Manusia Bertanya: Bolehkah aku berputus asa? Qur'an Menjawab: "... Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir ". (Lihat QS.Yusuf: 87)   Manusia Bertanya: Bagaimana cara menghadapi tes hidup ini? Qur'an Menjawab: "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung". (Lihat QS.Ali Imraan: 200)   "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu '". (Lihat QS.Al-Baqarah: 45)   Manusia Bertanya: Bagaimana menguatkan hatiku? Qur'an Menjawab: ".... Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal ....... "(Lihat QS.At-Taubah: 129)   Manusia Bertanya: Apa yang kudapat dari semua ujian ini? Qur'an Menjawab: "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka .........." (Lihat QS.At-Taubah: 111)


Dialog Sedekah Guru TK dengan Ust. Yusuf Mansur


Suatu hari dibulan Oktober. Seorang perempuan yang merupakan guru TK datang menemui Ust. Yusuf Mansur sampai kemudian terjadilah dialog sebagai berikut,


Guru TK: "Ustadz, bisa nggak saya berubah?"

Ust. Yusuf: "Berubah begimana? Mau jadi apaan berubahnya? "


Guru TK: "Bukan saya yang berubah, Ustadz. Gaji saya yang berubah "

Ust. Yusuf: "Emang gaji yang sekarang berapa?"


Guru TK: "150 ribu, Ustadz."

Ust. Yusuf: "Iye deh. Saya doain. Saya doain InsyaAllah, mudah-mudahan situ punya gaji berubah.Mau berapa naiknya gaji situ? "


Guru TK: "Ustadz, saya pengen deh didoain naik jadi 500 ribu."

Ust. Yusuf: "Tanggung amat mintanya. Kok 500 ribu? Kenapa nggak minta sejuta? "


Guru TK: "Ustadz, kepala TK aja gajinya 450 ribu."

Ust. Yusuf: "Bener juga. Bismillah yuk, kita ubah bersama Allah. Kalo Allah udah berkehendak, maka kehendak itulah yang akan terjadi. Tapi nggak ada yang gratis. Nothing Free! Sodara bisa apa sehingga Allah mampu menjawab kita punya do'a? "


Guru TK: "Siap, Ustadz! InsyaAllah saya akan coba bangun malam selama 2 bulan berturut-turut. "

Ust. Yusuf: "Terus apelagi? Kalo cuma bangun malem, kalo cuma Tahajud, separo tuh. Sendal kalo cuma separo, namanya sendal hilang! "

Guru TK: "Iya, Ustadz. Paham. Kudu sedekah, kan? "

Ust. Yusuf: "Iye dong"


Guru TK: "Iya, saya akan sedekahkan juga semua gaji saya selama 2 bulan berturut-turut menemani sholat malam saya."

Ust. Yusuf: "Iye, bismillah deh. InsyaAllah Sholat malem sama sedekah bisa merubah manusia. "


Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (Al Israa ': 79)


Lalu, selama 2 bulan berikutnya si Guru TK tidak datang menemui Ust. Yusuf. Barulah begitu sampai pada bulan ketiga ia kembali menghadap sang Ustadz.


Guru TK: "Ustadz, Alhamdulillah! Saya punya doa nggak terkabul, Ustadz. "

Ust. Yusuf: "Nggak mungkin nggak terkabul!"


Guru TK: "Nyatanya begitu, Ustadz. Nggak terkabul! Barangkali kata Allah kekecilan saya mintanya.Saya minta 500 ribu, ternyata Allah ngasih penghasilan tambahan pada saya 3 juta! "


Ust. Yusuf: "Subhanallah! Jadi berapa penghasilan sodara sekarang? "

Guru TK: "Penghasilan saya 150 ribu. Ditambah penghasilan tambahan 3 juta dari Allah. Jadi semuanya 3.150.000?

Ust. Yusuf: "Kok bisa?"


Guru TK: "Ya memang bisa! Apa yang tidak bisa? "

Ust. Yusuf: "Tapi, kok bisa begitu?"


Guru TK: "Ustadz, dibulan ketiga ini. Saya nikah "

Ust. Yusuf: "Nikah sama siapa?"

Guru TK: "Sama anak muda yang gajinya 3 Juta!"


***

MasyaAllah. Unik ya? Begitulah kisahnya. Emang nggak ada yang susah untuk Allah, semuanya gancil!

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas). (Ali Imraan: 27)


Emang deh, cuma Allah tempat curhat yang paling tepat. Kalo curhat sama temen? Bisa. Bisa banget kok. Asal kita nggak tergantung sama manusia, cukup jadikan mereka sebagai sarana untuk berbagi.


Ingat! Kalo kita terlalu tergantung sama manusia, nanti Allah bisa cemburu lho. Hayoo. Jangan cari gara-gara deh.

So. Sedikitnya ada 3 cara untuk merubah hidup kita menjadi lebih baik, yaitu tahajud, sedekah, sama do'a. Selanjutnya, Just wait and see. Tunggu aja sampai Allah menjawabnya dengan cara yang unik.Dengan cara yang mungkin nggak pernah kita duga sebelumnya.


Ayo lah. Sama-sama kita perbaiki diri!